Rabu, 09 Februari 2011

KEBUDAYAAN DAN AGAMA

TUGAS IAD IBD ISD
RESENSI BUKU
Oleh: Masning Syarifah (C04210002)
JUDUL BUKU                                              : KEBUDAYAAN DAN AGAMA
PENGARANG                                               : FRANSISCO BUDI HARDIMAN
PENERBIT                                                     : KANSIUS. YOGYAKARTA
TANGGAL HAK CIPTA PERTAMA         : 1992
TEBAL                                                           : XI+111
ISBN 979-413-747-2
Buku kebudayaan dan agama merupakan karya dari Fransisco Budi Hardiman yang merupakan terjemahan dari teks The Interpretation Of Cultries karya Clifford Geertz. Termasuk buku yang banyak membantu dan merupakan salah satu bantuan penting untuk berstrategi kebudayaan. Bantuan yang selama ini mungkin hanya sempat dimanfaatkan dan disiasati oleh kalangan tertentu. Teks The Interpretation Of Cultries karya Clifford Geertz (terjemahan ini memuat tiga esai dari buku aslinya) dalam wujud kata-kata Indonesia berikut ini akan berjasa dalam hal memperbesar jumlah orang untuk ikut “menyiasati” kebudayaan dengan segala wujud yang berkaitan dengannya.
Dalam buku ini menampilkan tiga bab. Buku Interpretation Of Cultries karya Clifford Geertz (terbit tahun 1973) sesungguhnya adalah kumpulan karangan Geertz yang pernah diterbitkan antara tahun 1960-an sampai awal tahun 1970-an. Geertz sudah menjelaskan apa makna-makna sampai dia menyusun bab-bab yang semual lepas itu menjadi sebuah buku. Kebebasan memberi makna itulah yang menjadi dasar alasan mengapa teks terjemahan ini dibukukan menjadi tiga bagian ini dengan strategi: semoga akan cocok dengan selera para pembaca Indonesia untuk memperbincangkannya.
Dari mulai bab 1 yang menjelaskan tentang pendapat Geertz bahwa simbol-simbol keramat tertentu memuat makna dari hakikat dunia dan nilai-nilai yang diperlukan seseorang untuk hidup dimasyarakatnya. Simbol-simbol keagamaan macam begitu mampu untuk menggiring bagaimana seseorang merasa cocok untuk melihat, merasa, berfikir, dan bertindak.  Betul bahwa orang tidak hanya mempercayai apa yang dapat dilihat saja. Akan tetapi seseorang seringkali juga hanya akan melihat apa yang selama ini telah dia percayai. Bilamana kecocokan itu diberlakukan, diperteguh dan diulang-ulang dalam berbagai bentuk upacara bagi para warganya.
Pada bab 2 menjelaskan tentang etos, pandangan dunia, dan analisis atas simbol-simbol sakral. Penemuan akan adanya dunia lain dalam mengkaji bagaimana sebagai sistem kebudayaan adalah tek terhindarkan. Ini terjadi, menurut Geertz, karena keterbatasan seseorang pemeluk agama untuk membuat penafsiran. Dunia lain itu dialami ketika yang bersangkutan menghadapi atau mengalami hal atau peristiwa choas, aneh, tak terselami lagi. Ada batas-batas tertentu dimana kemampuan berfikir tak dapat lagi berlanjut, penderitaan tak tertahankan lagi dan tek terpecahkan masalah moral-moral tertentu. Tentu saja, penafsiran agamawi seperti ini sebenarnya tidak lagi sekedar interpretation, tetapi menyangkut interpretability.
Penemuan Geertz menunjukkan bahwa simbol atau lambang keagamaan mengandung makna dari dunia lain yang menghasilkan kecocokan bagi para pemeluknya perlu dikaji secara kritis. Nampaknya Geertz belum sampai atau bahkan tidak memperhitungkan bagaimana sistem simbol keagamaan tersebut selama itu telah dilestaikan apalagi menyediakan beberapa keistimewaan
Dan yang terakhir dalam bab terakhir yang melukiskan tentang upacara pemakaman seseorang pemuda Islam di Jawa Timur, Geertz menunjukkan kepada ara pembaca bahwa sebagai sistem simbol kebudayaan belaka, agama menjadi rapuh berhadapan dengan konteks sosialsetempat yang ada.  
Banyak kekurangan pada buku ini dan disamping itu didalam kekurangan juga ada kelebihan tertentu. Kelebihan yang ada buku ini adalah mengajari bahwa bisa memandingkan bagaimana kata-kata yang ada pada buku ini. Dan disamping kelebihan tersebut banyak juga kekurangan-kekurangan yang ada pada buku ini adalah banyaknya kata-kata yang belum dipahami oleh pembaca serta kurangnya dalam menguraikan apa-apa yang ada diesai Geertz dengan apa yang bisa dipahami oleh pembaca.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar