Sabtu, 17 September 2011

Kebijakan Pemerintah Surabaya Dalam Mengatasi Kemiskinan

Statement Of Authorship
"Saya yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa tugas terlampir adalah murni hasil pekerjaan saya/kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang saya gunakan tanpa menyebutkan sumbernya. Materi ini tidak/belum pernah disajikan sebagai bahan untuk tugas pada mata ajaran lain kecuali saya/kami menyatakan dengan jelas bahwa saya/kami menyatakan menggunakannya. Saya memahami bahwa tugas yang saya/kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme."
Nama                           : Masning Syarifah
NIM                           : C04210002
Jurusan/Kelas              : Ekonomi Syari’ah A
Email                           : syarifation@gmail.com / masningsyarifah@ymail.com
Tandatangan              :
Mata Kuliah               : Teori Ekonomi Makro 1
Judul Makalah/Tugas    : Kebijakan Pemerintah Surabaya Dalam Mengatasi Masalah Kemiskinan.
Tanggal                       : 17 Mei 2011
Dosen                        : Achmad Room Fitrianto, SE, M.EI, M.A






ABSTRAK
Negara Indonesia adalahtermasuk negara berkembang, pada negara berkembang banyak yang harus dilakukan dan diperhatikan dengan fokus oleh pemerintahan dalam melakukan pengembangan dan perwujudan dalam mencapai suatu negara yang lebih maju. Dari upaya-upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia untuk membangun suatu negara yang lebih maju seperti dengan lebih memperhatikan masalah pembangunan suatu negara seperti halnya masalah kemiskinan, masalah distribusi pendapatan, masalah pembangunan manusia, masalah utang luar negeri dan banyak lagi masalah yang bisa menghambat kemajuan suatu negara berkembang.
Dengan mengambil contoh suatu kota, seperti Kota Surabaya adalah kota terbesar kedua setelah Jakarta yang termasuk Ibukota Indonesia, semakin besar kota tersebutbanyak masalah yang sangat signifikan yang bisa dan akan menghambat jalannya pertumbuhan ekonomi.Seperti halnya masalah penduduk yang menganggur akibat dari jumlah penduduk yang sangat melonjak tinggi dan melonjaknya angka kelahiran yang ada di Kota Surabaya tidak seimbang dengan jumlah lapangan kerja yang berada di Kota Surabaya tersebut.Dengan melonjaknya angka kelahiran yang ada pada Kota Surabaya tersebutsemakin banyaknya masalah yang bisa menghambat suatu pembangunan perkonomian yang berhubungan langsung atau secara tidak langsung dengan masalah kemiskinan yang terjadi pada daerah tersebut.Dan dalam hal ini penulis akan mengangkat masalah kemiskinan yang tidak kunjung selesai dan semakin meningkatnya masalah tersebut di Kota Surabaya.
Dengan menggunakan metode pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi yang bertujuan untuk mengetahui sisi keadaan perekonomian yang ada di kota surabaya, kemudian penulis juga akan menganalisis beberapa sebab atau faktor-faktor yang menyebabkan kemunculan suatu masalah pembangunan yaitu masalah kemiskinan, dan yang paling penting yang akan dianalisis oleh penulis yaitu bagaimana kebijakan-kebijakan yangsudah dilakukan danakan dilakukan oleh pemerintah Kota Surabaya dalam mengatasi masalah kemiskinan kota surabaya.
Hasil dari penelitian menemukan adanya keadaan perekonomian Kota di Surabaya yang sangat berkembang pesat, bagaimana perkembangan perekonomian di Surabaya yang sangat pesat karena adanya beberapa faktor.Kemudian dengan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi banyak masalah yang timbul adalah kurangnya pemerataan pembagian masalah distribusi pendapatan yang kurang merata dan mengakibatkan masalah pengangguran yang berdampak adanya kemiskinan.Karena adanya ketidakmerataan dalam pembagian masalah pendapatan nasional tersebut.Kemudian pemerintahan Kota Surabaya mempunyai banyak kebijakan untuk menanggulangi masalah kemiskinan yang tidak pernah tuntas.

















BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Posisi geografi sebagai permukiman pantai menjadikan Surabaya berpotensi sebagai tempat persinggahan dan permukiman bagi kaum pendatang (imigran). Proses imigrasi inilah yang menjadikan Kota Surabaya sebagai kota multietnis yang kaya akan budaya.[1]Kebanyakan dari merekapendatang yang berasal dari Bali, Sulawesi, Sumatra dan yang paling banyak adalah penduduk yang berasal dari pulau sendiri yaitu Jawa dan Madura yang datang dan pindah ke Kota Surabaya yang bertujuan untuk mengadu nasib di kota besar yang menjadi ibukota Jawa timur ini. Akibat dari banyaknya imigran yang datang ke Kota Surabaya mengakibatkan terjadinya penumpukan jumlah penduduk yang tidak bisa dihindarkan lagi.Dari penumpukan jumlah penduduk yang sangat membeludak ini dan tidak bisa dihindarkan lagi, banyak pula masalah yang seringkali membayangi masyarakat Surabaya sendiri, contohnya kepadatan yang semakin banyak jumlahnya.
Banyaknya jumlah penduduk dan banyaknya persaingan yang ada pada kota tersebut khususnya dalam bidang ekonomi menjadikan dan akan memancing dengan masalah kemiskinan yang sangat identik pada kota-kota besar seperti Kota Surabaya. Dari masalah kemiskinan yang tidak kunjung selesai yang terjadi pada Kota Surabaya maka akan menimbulkan masalah-masalah lain yang bisa merembet pada masalah gizi buruk dan lain-lain. Dan Persoalan ini masih menjadi persoalan serius yang dihadapi warga kota. Dengan kekuatan APBD kota sebesar Rp 2,5 triliun, mengapa pemerintah kota tak mampu mengentaskan atau menyelesakan masalah kemiskinan.[2]
Demikian banyak masalah yang terpancing karena adanya masalah kepadatan penduduk yang belum bisa teratasi yang ada pada Kota Surabaya ini menyebabkan masalah-masalah pembangunan seperti masalah kemiskinan yang tidak kunjung usai padahal anggaran APBD menyapai sekian triliun. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perekonomian Kota Surabaya, tidak sebatas faktor-faktor yang mempengaruhi perekonomian penulis juga akan mengangkat secara gamblang bagaimana usaha pemerintah dalam mengatasi masalah kemiskinan yang mana semakin bertambahnya detik pada setiap wakti maka ada saudara kita mati kelaparan dikarenakan faktor kekurangan gizi akibat dari ketidakmampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dalam hidupnya, yang kurang lebh disebut dengan kemiskinan.

B.     Permasalahan
Dari uraian diatas, terdapat permasalahan-permasalahan yang akan dibahas lebih lanjut pada bab dua yang meliputi pertanyaan-pertanyaan, antara lain:
1.      Bagaimanakah keadaan perekonomian di Surabaya?
2.      Faktor-faktor apa sajakan yang menjadi pendukung dan penghambat jalannya pembangunan di kota Surabaya khususnya dalam bidang ekonomi?
3.      Apa yang dimaksud dengan kemiskinan itu sendiri?
4.      Apa saja yang menjadi penyebab dari kemiskinan yang menimpa masyarakat Surabaya?
5.      Bagaimana kebijakan-kebijakan yang sudah dilakukan oleh pemerintahan Kota Surabaya dalam hal mengatassi kemiskinan yang ada di Kota Surabaya?

C.    Tujuan Penelitian
1.      Memperkaya khasanah studi makro ekonomi mengenai pembangunan ekonomi, khususnya pembangunan ekonomi yang ada di Kota Surabaya.
2.      Penelitian ini secara khusus bertujuan untuk meneliti hambatan terhadap pembangunan ekonomi yaitu masalah kemiskinan yang semakin hari kemiskinan di Kota Surabaya khususnya semakin membeludak dan menjadikan solusi masalah kemiskinan untuk mengurangi masalah kemskinan di Kota Surabaya.

D.    Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif.Bogdan dan Taylor mendifinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang dapat diamati.[3]Disini peneliti masuk dengan asumsi bahwa setiap konteks adalah kritis sehingga masing-masing konteks itu ditangani dari segi konteksnya sendiri.[4]
Satuan kajian penelitian ini adalah perseorangan, dimana yang dikumpulkan ialah apa yang terjadi dalam kegiatannya, apa yang mempengaruhinya, bagaimana sikapanya dan seterusnya.[5]
Metode pengumpulan data disini melalui sumber-sumber data. Yaitu data primer yaitu data yang diperoleh dari sumber tulis, dalam hal ini adalah yang berasal dari literatur ilmiah, majalah, surat kabar, dokumen pribadi maupun dokumen resmi.



















BAB II
PEMBAHASAN
A.    Perekonomian Kota Surabaya
a.      Keadaan Perekonomian Surabaya
Kota Surabaya termasuk kota terbesar kedua setelah Ibukota Jakarta kemudian Surabaya jugatermasuk kota yang jumlah penduduknya terpadat dengan jumlah penduduk sekitar hampir 3 jutajiwa,[6]yang berasal dari berbagai penjuru kota di Indonesia yang menjadi penduduk pendatang yang berkesempatan meramaikan Kota Surabaya ini. Dengan jumlah yang lumayan sangat padat dan banyak ini pastinya pemerintahan Kota Surabaya berkeinginan untuk membangun dan menata Kota Surabaya sedemikian rupa dengan pembangunan-pembangunan yang akan memajukan dan menjadikan Kota Surabaya semakin baik dari tahun ke tahun, dan yang paling penting adalah memajukan sektor perekonomian Kota Surabaya.
Niatan PemerintahKota Surabaya dalam memajukan Kota Surabaya tersebut terdapat banyak cita-cita dan tujuan dalam mengembangkan perekonomian Surabaya.Dari terbentuknya suatu tujuan atau cita-citapastinya suatu rencana,tidak luput dengan apa yang namanya masalah-masalah yang bisa meghambat jalannya suatu niatan tersebut, dan kembali pada niatan pemerintahan Kota Surabaya dalam mencapai suatu tujuan untuk menjadikan Kota Surabaya menjadi kota yang tentram dan damai, kedamaian dan ketentraman tersebut tidak luput juga dari masalah-masalah yang bisa menghambat jalannya pembangunan kota khususnya dibidang ekonomi. Kemudian dampak dari meningkatnya jumlah pendudukakan menambah suatu pemasukan Kota Surabaya dan juga menambah pengeluaran Kota Surabaya, dari banyaknya input dan output tersebut masalah-masalah yang lain tersebut akan muncul secara berkala. Misalnya, masalah pegangguran akan marambat pada masalah kemiskinan dan lain-lain yang bisa menghambat jalannya pembangunan Kota Surabaya.
Keadaan perekonomian yang ada di Kota Surabaya amatlah sangat berkembang pesat yang mana dilihat dari letak geografis yang sangat strategis KotaSurabaya merupakan salah satu pintu gerbang perdagangan utama di wilayah Indonesia Timur.Dengan segala potensi, fasilitas, dan keunggulan geografisnya Kota Surabaya memiliki potensi ekonomi yang sangat besar. Sektor primer, sekunder, dan tersier di kota ini sangat mendukung untuk semakin memperkokoh sebutan Surabaya sebagai kota perdagangan dan ekonomi.[7] Dengan membicarakan hal tentang kota Surabaya sebagai pusat perdagangan di buktikan banyaknya pusat perdagangan dan pembelanjaan, seperti halnya Pasar Turi, Pasar Wonokromo dan lain-lain yang tidak bisa disebut satu persatu disini, yang menjadi pusat grosir perbelanjaan. Sektor riil di Surabaya tahun ini akan mendorong kondisi perekonomian Surabaya 2009, sehingga ke depan kota ini diperkirakan dapat bertahan di tengah krisis ekonomi global.[8] Bukti ini menunjukkan Kota Surabaya sebagai kota pusat perekonomian.
Dari penjelasan diatas yang berpengaruh pada perekonomian di Kota Surabaya adalah sektor rill masilah sangat dominan dan berkembang pesat, seperti halnya permintaan pasar di wilayah Indonesia Timur akan adanya permintaan bahan bangunan seperti semen, material, pipa PVC dan lain-lain sangatlah banyak.Sampai sekarang Surabaya tidak hanya melayani 34 juta penduduk Jatim yang tersebar di 38 kabupaten/kota.Kota ini juga melayani 80 juta penduduk di kawasan Kalimantan, Sulawesi hingga Papua.[9] Dengan Kota Surabaya masih sebagai produsen yang bisa menyediakan barang-barang konsumen yang dibutuhkan oleh banyak daerah untuk mengekspor barang produksinya ke berbagai penjuru daerah Kalimantan hingga Papua maupun belahan dunia, membuktikan bahwa perekonomian di Kota Surabaya amatlah sangat penting bagi pembangunan Kota Surabaya. Maka dari itu Kota Surabaya menjadi icon atau kiblat perdagangan wilayah Indonesia Timur karena didukung faktor tempat dan letak Kota Surabaya yang cukup startegis.
Dari penjelasan diatas bisa digambarkan bahwa bagaimana dengan adanya bukti perdagangan yang ada di Kota Surabaya dan menjadikan Kota Surabaya menjadi pusat perdagangan wilayah Indonesia Timur yang bisa memproduksi barang-barang produksinya untuk disalurkan ke daerah diseluruh penjuru Indonesia sekalipun ke luar negeri membuktikan bahwa Kota Surabaya menjadiiconyang sangat penting bagi kemajuan bangsa Indonesia sendiri dan untuk kemajuanKota Surabaya itu sendiri pada khususnya. Kemudian yang paling penting dalam perkembangan perekonomian di Negara Indonesia.

b.      Faktor-Faktor Pendukung Dan Penghambat Jalannya Perekonomian Di Surabaya
Rencana pemerintah Kota Surabaya dalam merencanakan pembangunan Kota Surabaya pastinya banyak rintangan dan halangan seperti yang sudah dipaparkan penulis dibab sebelumnya bahwa suatu perencanaan pastinya tidak akan berjalan secara mulus seperti halnya jalan tol yang lurus tanpa adanya rintangan, lain halnya dengan suatu perencanaan pembangunan kota, khususnya Kota Surabaya pasti akan adanya hal yang bisa mendukung untuk memajukan dan hal sebaliknya yang bisa merugikan suatu pembangunan.
Adanya suatu rencana dalam proses pembangunan nasional yang ada di Kota Surabaya tentunya terdapat faktor-faktor atau hal-hal yang menjadi pendukung dan penghambat jalannya perekonomian yang ada di Kota Surabaya.
1.      Faktor Pendukung Perkonomian Kota Surabaya
Pertama, letak Kota Surabaya yang sangat strategis dimana Posisi geografi sebagai permukiman pantai menjadikan Kota Surabaya berpotensi sebagai tempat persinggahan danpermukiman bagi kaum pendatang (imigran).[10] Dengan dukungan dari letak Kota Surabaya yang demikian srategis akanmenjadikan Kota Surabaya menjadi pusat perdagangan wilayah Indonesia Timur dan terkenal dikalangan daerah lain maupun negara lain. Dan faktor inilah yang bisa mendukung kemajuan perekonomian Kota Surabaya.
Kedua, faktor yang menjadi pendukung perekonomian kota Surabaya adalah industri yang berkembang di Surabaya sudah semakin berkembang pesat buktinya pada data tahun 2001 yang dikutib pada situs resmi kota Surabaya menunjukkan bahwa, kontribusi yangcukup signifikan membangunperekonomian Kota Surabaya yaitusektor industri pengolahan (34,29%). Dari sini membuktikan bahwa sektor industri yang ada diKota Surabaya sangatlah cukup mempengaruhi sektor perekonomian di Kota Surabaya.
Ketiga, diikuti oleh sektor perdagangan, hotel, dan restoran (32,47%), yang juga dikutib di situs resmi kota Surabaya dibuktikannya akan banyaknya tersedianya pusat pembelanjaan dan perdagangan yang ada di Surabaya seperti halnya Fasilitas perdagangan yang tampak terbangun pada masa Gemeente Soerabaiaantara lain, Tunjungan (shopping street), Pasar Pabean, Pasar Pegirian, PasarGenteng, Pasar Tunjungan, Pasar Blauran. Memasuki tahun 2000, pemerintah mulaimerancang dan menetapkan Central Business District (CBD).[11]Dan dari sinilah sektor perdagangan, hotel dan restoran sangat menjadi pendukung suatu perekonomian di Kota Surabaya.
Kemudian yang terakhir sektor-sektor lainnya yang bisa membantu dan menjadi pendukung suatu perekonomian di Kota Surabaya adalah sektor bangunan (9,77%),sektor pengangkutan dan komunikasi(9,6%). Sedangkan sektor lainnya(13,87%) meliputi sektor pertambangan pertanian, jasa-jasa, listrik, dan gas rata-rata2-3%.[12]
2.      Faktor Penghambat Perekonomian Kota Surabaya
Pertama, adanya faktor alam yang sangat mempengaruhi jalannya suatu perekonomian di Kota Surabaya, dilihat pada bulan penghujan, kurangnya daya serap air dikarenakan banyaknya bangunan tinggi-tinggi sehingga,ketika hujan turun maka air tidak bisa menyerap ke tanah. Maka terjadinya banjir di Kota Surabaya cukuplah menghambat jalannya perekonomian Kota Surabaya.
Kedua, penyebab atau penghambat dari pembangunan atau perekonomian Kota Surabaya adalah faktor kependudukan yaitu kemiskinan, dari tahun ke tahun masalah kemiskinan yang belum terselesaikan masalahnya sampai sekarang.Jumlah anak yang kurang gizi alias gizi buruk sangatlah banyak.Dan yang perlu kita kritisi bagaimana pemerintah Kota Surabaya dalam menanggulangi masalah kemiskinan.
B.     Kemiskinan
1.      Pengertian Kemiskinan
Menurut Wikipedia Bahasa Indonesia, kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan suntuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kebutuhan yang harus dipenuhi seseorang amatlah sangat penting dalam menunjang suatu kehidupan yang lebih baik. Dan sebaliknya apabila seseorang belum bisa dan tidak bisa memenuhi salah satu  kebutuhannya seperti sandang, pangan dan papan berarti seseorang tersebut masih tergolong tingkatan miskin.
Kemiskinan tidak hanya dipaham sebagai kemiskinan dalam bidang ekonomi, tetapi kemiskinan juga sebagai kegagalan dalam pemenuan hak-hak dasar dan perbedaan perlakuan bagi seseorang atau sekelompok orang dalam menghadapi kehidupan secara bermartabat.[13] Bermartabat disini adalah kehidupan yang lebih layak dengan memenuhi kebutuhan hak-hak manusiawi seperti hak asasi manusia, sepert halnya pemenuhan kebutuhan pangan, kesehatan, pekerjaan, perumahan, air bersih dan sebagainya.
Menurut Meiere (1995: 27) hampir separuh penduduk di dunia ini merupakan golongan miskin, dan hampir separuh dari penduduk yang sangat miskin tinggal di Asia Selatan.
Dari bukti-bukti diatas bahwa masalah kemiskinan adalah masalah yang tidak pandang bulu, sekalipun itu Negara maju ataupun Negara berkembang, masalah kemiskinan adalah masalah yang harus diperhatikan secara khusus.Seperti halnya Negara Amerika Serikat (AS) yang tergolong negara maju dan salah satu Negara terkaya di dunia, masih terdapat jutaan orang yang tergolong miskin.[14]Jadi masalah kemiskinan itu tidak menimpa pada negara yang berkembang saja tetapi masalah kemiskinan juga banyak ditemukan pada negara maju seperti Negara Amerika Serikat (AS).
Masalah kemiskinan juga menimpa Negara Indonesia, kemiskinan yang berada di Negara Indonesia sangatlah meningkat,merupakan masalah yang sangat serius dan harus diperhatikan oleh pemerintah, khususnya kemiskinan yang terjadi di kota Surabaya sungguhlah sangat serius dan wajib menjadi perhatian pemerintah kota Surabaya. Dengan banyaknya anggota keluarga yang kurang memenuhi kehidupan dan kebutuhan hidupnya secara layaknya.

2.      Faktor Penyebab Dari Masalah Kemiskinan Kota Surabaya
Seperti yang dijelaskan pada bab sebelumnya akan adanya masalah dalam pembangunan suatu kota yaitu Kota Surabaya yang tak lain adalah masalah kemiskinan. Masalah kemiskinan Surabaya bisa muncul dikarenakan karena adanya beberapa sebab yang sampai sekarang pemerintahan Surabaya masih “kuwalahan” dalam arti masih bingung dalam mengatasi masalah tersebut yang berkembang sangat pesat.
Ada dua kondisi yang menyebabkan kemiskinan bisa terjadi, yakni kemiskinan alamiah dan karena buatan.[15]Yang pertama kemiskinan alamiah adalah kemiskinan yang terjadi diakibatkan oleh proses alam, misalnya akibat Sumber Daya Alam yang terbatas dikarenakan kurangnya pengetahuan dan teknologi untuk memaksimalkan penggunaan SDA, penggunaan teknologi yang rendah dan bencana alam. Yang kedua yaitu kemiskinan “buatan”, yang dimaksud dengan kemiskinan buatan adalahkemiskinan yang dibuat sendiri oleh lembaga-lembaga yang ada di masyarakat membuat sebagian anggota masyarakat tidak mampu menguasai sarana ekonomi dan berbagai fasilitas lain yang tersedia, hingga mereka tetap miskin
Kemudian faktor yang menjadi penyebab dari masalah kemiskinan yang terjadi pada Kota Surabaya adalah ketidakmerataan dalam pendistribusian suatu pendapatan nasional. Hal ini bisa dikarenakan ketidakmerataan suatu pendistribusian akan  menimbulkan adanya kesenjangan sosial pada masyarakat Surabaya. Telah dibuktikan pula bahwa pendapatan per kapita yang rendah dan distribusi yang sangat tidak merata akan menghasilkan kemiskinan absolute.[16]Maksud dari kemiskinan absolute disini menurut Mudrajad Kuncoro dalam bukunya yang berjudul “ekonomika pembangunan” adalah jumlah penduduk yang hidup dibawah garis standar. Kiranya sangat jelas bahwa suatu pendapatan yang ada di suatu daerah khususnya Daerah Surabaya akan sangat mempengaruhi dan menjadikan suatu kehidupan yang relative. Semakin tinggi tingkat pendapatan per kapita semakin rendah pula jumlah kemiskinan absolute.[17]Jadi, sangat disayangkan apabila suatu pendistribusian pendapatan tidak didistribusikan secara merata.

3.      Kebijakan Pemerintah Surabaya Dalam Mengatasi Masalah Kemiskinan
Melihat sebuah masalah yang terjadi terhadap Kota Surabaya membawa pengaruh terhadap jalannya suatu pembangunan Kota Surabaya.Berdasarkan data Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Kota Surabaya, angka kemiskinan tahun 2005-2007 terus mengalami kenaikan.Mulai 111.233 KK (atau 377.832 jiwa) pada tahun 2005, 113.129 KK (atau 379.269 Jiwa) pada tahun 2006, dan 126.724 KK (431.331 jiwa) pada tahun 2007. Sedangkan dilihat dari anggaran yang dikucurkan setiap tahun juga mengalami kenaikan, pada tahun 2005 anggaran untuk pengentasan kemiskinan mencapai Rp 150 milyar, tahun 2006 Rp 188 milyar, dan tahun 2007 Rp 229 milyar.[18]
Dengan melihat data tersebut terdapat peningkatan jumlah kelompok keluarga yang mengalami masalah sulit dalam memenuhi kebutuhan atau dengan kata lain masalah kemiskinan, pemerintah Kota Surabaya menjadikan sebuah masalah kemiskinan tersebut sebuah “pekerjaan rumah” istilahnya. Dengan membuat beberapa kebijakan-kebijakan sebagai solusi bagi masalah kemiskinan yang ada di Kota Surabaya, kebijakan-kebijakan yang sudah dilakukan oleh pemerintah Kota Surabaya adalah sebagai berikut:
Program Penanggulangan Kemiskinan Kota Surabaya ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui fasilitas kebutuhan dasar, penataan dan pembinaan PKL serta usaha formal lainnya.[19]Pemerintah Kota Surabaya mencanangkan program tersebut bertujuan untuk memperdayakan pemberdayaan masyarakat Kota Surabaya khususnya keluarga miskin, dan tujuan utamanya pengentasan kemiskinan.Pada tahun 2009, indikator dan target yang hendak dicapai adalah 100% keluarga miskin (126.724 KK berdasarkan pendataan tahun 2007) mendapatkan pelayanan dasar dan 56% (70.965 KK) keluarga miskin mandapatkan pemberdayaan ekonomi.[20]
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2009 ini adalah pelatihan bagi masyarakat miskin perempuan. Untuk kegiatan ini, jumlah gakin yang akan dilatih dan memperoleh keterampilan ada sebanyak 3.640 orang.[21]Pelatihan pada wanita miskin sangat diperlukan karena mereka mempunyai fungsi ganda dalam perekonomian, disamping sebagai ibu rumah tangga wanita juga bekerja diluar rumah disektor informal, maka dari itu pelatihan terhadap wanita miskin in sangat diperlukan.Karena dalam masalah kemiskinan wanita adalah orang yang paling dirugikan.
Kegiatan yanglain dilakukan oleh Pemkot adalah penyediaan beras miskin.Sebanyak 126.724 KK atau 100% KK miskin akanmendapatkan bantuan berupa beras yang dijual dengan harga sangat murah.[22] Bertujuan untuk memperingan atau membantu beban keluarga miskin untuk memenuhi kebutuhan pangan, dan biasanya beras miskin ini dibagiakan dan disalurkan melalui kelurahan-kelurahan, dalam acara pembagian tergantung keadaan kota tersebut berapa banyak keluarga miskin yang ada, dijual dengan harga yang lebih murah daripada harga pasar.
Kegiatan selanjutnya adalah pengembangan sistem data keluarga miskin.[23]Pendataan terhadap keluarga miskin ini sangat diperlukan, karena adanya data yang valid maka penyaluran bantuan-bantuan pemerintah Surabaya dalam mengatasi masalah kemiskinan ini sangat mudah.
Program selanjutnya adalah Rehabilitasi Sosial Daerah Kumuh (RSDK).Program ini adalah kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat miskin melalui pembangunan dan rehabilitasi daerah kumuh.[24]Program ini sangat diperlukan dalam pengentasan kemiskinan di Kota Surabaya, dengan adanya program RSDK masyarakat miskin yang ada di Surabaya mendapatkan tempat tinggal yang lebih layak dan kesehatan yang lebi terjamin. Dengan kehidupan yang layak dan kesehatan yang terjamin masyarakat miskin Kota Surabaya akan mencapai kesehatan yang optimal sehingga akan menaikkan presentase produktivitas yang lebih meningkat.
Progam-progam untuk menanggulangi masalah kemiskinan yang telah disebutkan diatas adalah sebuah kebijakan pemerintah Kota Surabaya. Namun dalam melaksanakan sebuah kebijakan tersebut banyak dari progam-progam dari pemerintah Kota Surabaya belum terealisasikan secara baik, dalam arti penanggulangan tersebut belum sepenuhnya dijalankan  dan tersalurkan kepada masyarakat Surabaya dengan sebaik-baiknya,dibuktikan adanya kenaikan jumlah keluarga yang tergolong miskin.
Sehingga pertanyaan itupun muncul apakah kebijakan-kebijakan pemerintah Surabaya seperti RASKIN, JEPS dan sebagainya sudah dilaksanakan dengan baik?, banyak penyebab yang  muncul mengapa jumlah kemiskinan semakin naik setiap tahunnya, padahal kebijakan-kebijakan dari pemerintah sudah dicanangkan.
Pertama, salah sasaran maksudnya salah sasaran disini adalah kurangnya pendataan bagi keluarga miskin yang benar-benar miskin, kadangkala warga Indonesia khususnya warga Surabaya mengkambinghitamkan sebuah bantuan dari pemerintah, istilahnya korupsi.Dan sebab inilah yang menyebabkan sebuah kebijakan-kebijakan pemerintah Kota Surabaya tidak bisa berjalan dengan lancar.
Kedua, adakalanya kebijakan-kebijakan tersebut kurangnya kerjasama antara satu dengan yang lain. Padahal sebuah kerjasama bisa memperlancar sebuah progam yang sudah dicanangkan, tak lain kebijakan pemerintah Kota Surabaya dalam pengentasan kemiskinan alias berjalan sendiri-sendiri.
a)      Pendapat penulis terhadap mengatasi maslaha kemiskinan yang terjadi di Surabaya adalah: Bantuan kemiskinan, atau membantu secara langsung kepada orang miskin. Ini telah menjadi bagian pendekatan dari masyarakat Eropa sejak zaman pertengahan.[25] Bantuan ini akan tertuju pada orang miskin secara langsung. Bantuan secara individualitas bisa mengubah keadaan individual tersebut menjad lebih baik.
b)      peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM). Dengan peningkatan SDM ini bsa meminimalisasikan masalah kemiskinan, misalnya menfokuskan beasiswa terhadap keluarga miskin. Dengan begitu (keluarga miskin) akan terpacu untuk mendapatkan beasiswa tersebut.
c)      Menyediakan lapangan kerja, terhadap keluarga miskin. Hal itu sangat menguntungkan bagi pendapatan sebuah keluarga miskin karena bisa meningkatkan sebuah produktivitas.












BAB IV
KESIMPULAN
Surabaya merupakan Kota besar, rutinitas tentang kegiatan yang sangat padat dengan komunitas penduduk yang begitu padat pula.Inilah Kota Surabaya yang cukup menyenangkan, dari kelebihan letak yang secara geografis cukup strategis menjadikan Kota Surabaya menjadi pusat perdagangan wilayah Indonesia Timur.Dengan kondisi perekonomian yang semakin membaik dari tahun ke tahun, sisampin membaiknya itu pula terdapat hal negatif yang selama ini masih menjadi “PR” bagi pemerintahan Kota Surabaya adalah masalah kemiskinan.
Kemiskinan yang selama ini yang dianggap “hantu” bagi masalah dalam kehidupan didunia, masyarakat di Surabaya pun demikian, masalah tersebut menjadi sangat rentan dan bisa menyerang atau dalam artian menimpa seseorang dalam krisis globalisasi. Penyebab dari maslah kemiskinan yang ada di Surabaya tentulah banyak ragamnya, seperti halnya masalah pendidikan yang sangat rendah, akibatnya seseorang yang berpendidikan tidak dapat bersaing didalam keadaan yang modern seperti ini. Sehingga ketertinggalan dalam hal pendidikan menjadikan keterpurakan pada dirinya (orang miskin).
Kemudian penyebab lain dari faktor kemiskinan adalah pendapatan seseorang yang minim, akibat dari pendapatan yang didapat seseorang itu minim, keterburukan gizi dan kurangnya keterjagaan dalam menjaga kesehatan. Akibat dari masalah-masalah yang menjadikan pemerintah harus bertindak dengan cepat dan pemerintah Kota Surabaya mencanangkan beberapa kebijakan-kebijakan dalam mengentas masalah kemiskinan, seperti penyediaan beras murah bagi keluarga kurang mampu, dengan memberi harga lebih murah daripada harga pasar akan memperingan beban masyarakat miskin dalam masalah kecukupan bahan-bahan pokok.
Daftar Pustaka
Kuncoro, Mudrajad. 2006. Ekonomika Pembangunan. Unit Penerbit dan Percetakan (LUPP) STIM YKPN: Yogyakarta.
Moleong, Lexy J. 1989. Metodologi Penelitian Kualitatif.  Remaja Karya: Jakarta
Sinar Redaksi Grafika. 2005. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2004-2009. Penerbit Redaksi Sinar Grafika: Jakarta
Sukirno, Sadono. 2010. Ekonomi Pembangunan. Kencana Media Group: Jakarta.
Todaro, P, Michael. 1994. Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga. Penerbit Erlangga: Jakarta.
Sumber Internet
Andi.pengertian  Kemiskinan. Diakses dari: http://andist.wordpress.com/2008/03/21/pengertian-kemiskinan/. 21 Maret 2008 pukul 4:48pm
Fatkur Rohman,”Efektifkah Program Kemiskinan Kota Surabaya”, Jawa Pos dalam kolom Ruang Publik, edisi kamis 15 mei 2008.
No name.Perekonomian surabaya didukung sektor rill. Diakses dari:http://berita.kapanlagi.com/ekonomi/nasional/perekonomian-surabaya-didukung-sektor-riil.html. Rabu, 04 Maret 2009 21:15
No name. Profil Kabupaten/ Kota surabaya. Diakses dari:  ciptakarya.pu.go.id/profil/profil/barat/jatim/surabaya.pdf. 02 Juni 2011. Pukul 14.00





[1]Noname.ProfilKabupaten/KotaSurabaya.Diaksesdari:ciptakarya.pu.go.id/profil/profil/barat/jatim/surabaya.pdf. 02 Juni 2011. Pukul 14.00
[2]Fatkur Rohman,”Efektifkah Program Kemiskinan Kota Surabaya”, Jawa Pos dalam kolom Ruang Publik, edisi kamis 15 mei 2008. Hal 46
[3] Moleong, Lexy J. 1989. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Remaja Karya, hlm. 3.
[4]Ibid., hlm 181
[5]Ibid., hlm 182
[6]Noname.ProfilKabupaten/KotaSurabaya.Diaksesdari:ciptakarya.pu.go.id/profil/profil/barat/jatim/surabaya.pdf. 02 Juni 2011. Pukul 14.00
[7]http://www.surabaya.go.id/profilkota/index.php?id=23
[8]Noname.Perekonomiansurabayadidukungsektorrill.Diaksesdari:http://berita.kapanlagi.com/ekonomi/nasional/perekonomian-surabaya-didukung-sektor-riil.html. Rabu, 04 Maret 2009 21:15
[9]Ibid

[10]Noname.ProfilKabupaten/KotaSurabaya.Diaksesdari:ciptakarya.pu.go.id/profil/profil/barat/jatim/surabaya.pdf. 02 Juni 2011. Pukul 14.00
[11]ibid
[12]ibid
[13] Sinar Redaksi Grafika. 2005. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2004-2009. Penerbit Redaksi SInar Grafika: Jakarta

[15]Andi.PengertianKemiskinan. Diakses dari: http://andist.wordpress.com/2008/03/21/pengertian-kemiskinan/. 21 Maret 2008 pukul 4:48pm
[16] Todaro, P, Michael. 1994. Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga. Penerbit Erlangga: Jakarta.
[17]Ibid, 160
[18]Fatkur Rohman,”Efektifkah Program Kemiskinan Kota Surabaya”, Jawa Pos dalam kolom Ruang Publik, edisi kamis 15 mei 2008. 
[20]Ibid
[21]Ibid
[22]Ibid
[23]Ibid
[24]Ibid