Minggu, 08 Mei 2011

Cara pendistribusian pendapatan nasional secara merata dan untung ruginya dari cara tersebut.

Cara pendistribusian pendapatan nasional secara merata dan untung ruginya dari cara tersebut.
Ekonomi makro merupakan cabang dari disiplin ilmu pengetahuan ekonomi tentang pengamatan aktivitas pelaku para ekonomi tertentu terkait masalah skema pertukaran uang dan komoditas dalam ruang lingkup yang lebih besar yaitu kenegaraan. Hubungan makroekonomi dan mikroekonomi sendiri dangan erat karena tanpa makroekonomi suatu mikroekonomi tidak akan berjalan dengan sendirinya, sedangkan perjalanan makroekonomi jadi tertatih-tatih kalau mikroekonomi tersendat, seperti halnya lingkaran tidak akan ada kalau tidak tersusun dari kesatuan titik-titik yang membentuk garis-garis yang bisa menghubungkan menjadi sebuah lingkaran. Menurut Soeharsono Sagir menyatakan bahwa analisis yang ada dalam makroekonomi pada umumnya terbagi atas: pendapatan nasional, laju pertumbuhan ekonomi, kesempatan kerja, perkembangan harga dan nilai mata uang, ekspor dan impor, srategi pembangunan, utang-piutang pemerintah, tata cara pengedaran uang, fungsi uang dan badan kelembagaan selain bank, faktor penentu pendapatan nasional, kesempatan kerja dan inflasi-inflasi. Melihat bagaimana analisis-analisis yang terdapat dalam makroekonomi itu sendiri yang dilontarkan oleh Bapak Soeharsono Sagir pendapatan nasional termasuk yang paling inti dari bagian makroekonomi, tanpa adanya sebuah pendapatan nasional pada suatu negara produksi barang dan jasapun tidak akan terjadi pada perekonomian ataupun perekonomian pada suatu negara tidak pernah ada, betapa pentingnya fungsi dari suatu pendapatan nasional. Dalam ruang lingkup menurut wikipedia pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah tangga keluarga (RTK) disuatu negara dari penyerahan faktor-faktor produksi dalam satu periode. Ada kiranya tujuan dari suatu pendapatan nasional adalah untuk mensejahterakan masyarakat dari suatu negara tersebut, dan pendapatan nasional didapatkan dari jumlah barang dan jasa yang diproduksi dari suatu produsen. Kemudian  bagaimana supaya pendapatan nasional itu yang asalanya dari masyarakat bisa dikembalikan untuk masyarakat sendiri, itulah teka-teki dari sebuah pemerintahan suatu negara khususnya Indonesia dalam pembagian dari suatu pendapatan nasional merata pada masyarakat itu sendiri.
Setelah mengupas apa itu pendapatan nasional, untuk siapa pendapatan nasional lalu darimanakah pendapatan nasional itu sendiri didapatkan, kemudian kita bisa kembali kepada soal esay yang semula yaitu bagaimana cara mendistribusikan suatu pendapatan nasional.
Perbaikan suatu sistem distribusi suatu pendapatan nasional adalah bagaimana cara kita memperbaiki suatu sistem dan mematangkan sistem dari sebuah produksi itu sendiri dan bagaimana suatu pendapatan nasional itu didistribusikan. Kemudian dibawah ini akan sedikit saya paparkan bagaimana cara pendistribusian suatu pendapatan nasional supaya merata:
Pertama, meningkatkan interaksi atau hubungan antara keterkaitannya pelaku ekonomi yaitu rumah tangga, perusahaan dan pemerintahan. Hubungan tersebut layaknya saling ketergantungan dan ketertarikan satu sama lain, dan bagaimana cara mendistribusikan suatu pendapatan nasional. Menurut saya hal yang pertama yang harus dilakukan adalah adanya peran antara 3 sektor yaitu rumah tangga, pemerintah, dan perusahaan tersebut dan setiap sektor dari pemerintah, perusahaan dan rumah tangga bisa menjalankan peranannya dengan baiknya dan bisa mempertanggungjawabkan peranannya tersebut.
Pemerintah bertugas mengatur dan memantau jalannya suatu usaha dalam suatu produksi, bagaimana produksi itu disalurkan kepada para konsumen khusunya kepada rumah tangga, sedangkan tugas dari suatu produksi menghasilkan hasil dari produksi tersebut yaitu barang dan jasa dan menyediakan lapangan kerja bagi para konsumen dan bisa memberikan upah kepada pekerja dari hasil produksi yang dihasilkan, dan bagaimana faktor-faktor produksi mendistribusikan hasil suatu produksi ke rumah tangga. Kemudian rumah tangga membutuhkan barang dan jasa untuk menjaga kelangsungan hidup dan  kesejahtaraan hidupnya. Rumah tangga menerima upah langsung dari perusahaan untuk membayar pajak kepada pemerintah, mengkonsumsi barang dan jasa yang dihasilkan oleh sektor produksi. Dan perusahaan menerima pendapatan dari  penjualan barang dan jasa yang dihasilkan dan untuk membayar barang-barang faktor produksi. Dan kemudian pemerintah memperoleh pendapatan dari pembayaran pajak dan menggunakan kepada belanja negara atau pemerintah.[1]
Jadi, kalau seandainya semuanya bisa saling kerjasama dan saling berhubungan maka pendistribusian suatu pendapatan nasional akan merata dari sektor pemerintah, produksi maupun rumah tangga itu sendiri. Tetapi sebaliknya seandainya antar 3 sektor tersebut tidak menunjukkan tiga kesatuan yang saling kerjasama maka pendistribusian suatu pendapatan nasional tidak berjalan dengan semestinya.
Kedua, adanya pembedaan pendekatan yang sederhana dalam masalah distribusi pendapaatan dan kemiskinan adalah dengan memakai kerangka kemungkinan produksi (Todaro,1995). Namun melukiskan permasalahan bagaimana produk dalam satu daerah dan negara dibedakan menjadi dua macam barang yang berbeda bentuk kebutuhan, yaitu barang kebutuhan pokok (makanan, minumam, pakaian dan perumahan). Serta barang yang kedua berupa barang mewah, maksud dari barang mewah disini adalah bagaimana barang mewah itu dipenuhi dengan cara dikesampingkan setelah memenuhi kebutuhan pertama atau kebutuhan primer itu sendiri. Dengan asumsi semua faktor produksi telah dimanfaatkan secara penuh.
Ketiga, perencanaan suatu perilaku bagaimana rencana atau planning itu bisa dibuat dengan baik. Perancanaan sendiri berarti proses dasar bagaimana dimana faktor manajemen dari sebuah organisasi bisa memutuskan tujuan dan cara mencapainya.[2]Dari perancanaan yang sudah ditetapkan bagaimana rencana dari sebuah pendapatan akan didistribusikan secara merata pastinya rencana-rencana tersebut akan berjalan secara pasti dan tepat sesuai dengan keinginan yang sudah direncanakan. Dari perencanaan sekarang kita berfikir bagaimana kita mendistribusikan suatu pendapatan nasional secara merata.
Dari rencana atau progam yang telah saya sebutkan, saya menyadari semua program yang bertujuan untuk mendistribusikan suatu pendapatan secara merata kepada masyarakat yang saya kemukakan tidak luput dari kekurangan dan kelebihan, karena dimana ada kelebihan pasti disitu terdapat kekurangan dan manusia tidak luput dari dosa, seperti perencanaan telah ditetapkan dengan pertimbangan matang tetapi kegiatan distribusinya seandainya yang melakukan proses distribusi tersebut melakukan tindakan yang kurang baik dan menyalahi aturan dari sebuah perencanaan untuk mendistribusikan pendapatan secara merata. Dan juga pada rencana kedua menyebabkan terdapat kesenjangan social yang terjadi dimasyarakat, dan perencanaan circular flow seperti yang dikatakan oleh menkiw tidak akan berjalan dengan baik dan mulus. Dan hal fositif dengan 3 cara tersebut aan memmbawa masyarakat terhadap kesejahteraan social, dengan hubungan kerjasama dan keterikatan antara 3 sektor tercapainya pendistribusian secara merata yang bertujuan untuk mencapai kelangsungan dan kesejahteraan masyarakat ataupun negara. 
DAFTAR PUSTAKA
Bishop, Matthew, 2010. Ekonomi Panduan Lengkap Dari A Sampai Z. Yogyakarta: BACA
Dumairy, 1996. Perekonomian Indonesia. Jakarta: Erlangga
Handoko, Hani, 2009. Manajemen. BPFE-Yogyakarta: Yogyakarta
Mankiw, N. Gregory, 2003. Teori Makro Ekonomi, Edisi 5. Jakarta: Erlangga.
Mankiw, N. Gregory, 2002. Pengantar Ekonomi, Edisi 2 jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Mankiw, N. Gregory, 2006. Pengantar Ekonomi Makro, edisi 3. Jakarta: Salemba Empat.
Mankiw, N. Gregory, 2006. Makroekonomi, edisi 5. Jakarta: Erlangga.
Rosyidi, Suherman. 2006. Pengantar Teori Ekonomi Pendekatan Kepada Teori Ekonomi Mikro & Makro. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Sukirno, Sadono, 2006. Makroekonomi Teori Pengantar, Edisi Ketiga. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sumber Internet:



[1] Mankiw N. Gregory. Liza Fitria dan Nurmawan Imam (penerjemah). 2006. Makroekonomi. Penerbit Erlangga: Jakarta

[2] T. Hani Handoko. 2009. Manajemen. BPFE-Yogyakarta: Yogyakarta 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar